beberapa hari yang lalu, seorang mantan datang dan memberikan kabar bahwa dirinya akan segera melangsungkan pernikahan. dengan membawa undangan lisan, dia seraya berkata "aku akan sangat bahagia bila kau bisa datang ke pesta pernikahanku nanti"
"Tidak...." jeritan suara hatiku (*semoga dia tidak mendengarnya*)
dengan hati-hati kujawab undangan lisannya "insyaallah, aku akan datang, untuk memberi selamat dan menyaksikan kebahagiaan kalian, aku turut bahagia..." begitulah kalimat yang terucap dari mulutku, terasa berat namun harus kuucapkan.
beberapa tahun lalu, sesosok pria yang ada diharapanku itu adalah kekasihku, seorang pria yang begitu kucintai, dan kukagumi. oh,dulu pertama kali berjumpa dengannya, aku sungguh tak mencintainya, namun dia berhasil meluluhkan hatiku dan berniat untuk mempersuntingku. tapi masalah demi masalah menghampiri, dan akhirnya dia memutuskan untuk meninggalkan aku, meninggalkan tanggung jawabnya untuk mempersuntingku.
saat itu aku menerima keputusannya dengan lapang dada, sambil berkata "kalau itu yang mas inginkan, dan yang mas rasa terbaik untuk kita, aku ikhlas menerimanya, insyaallah jika mas jodohku, kita pasti akan dipersatukan oleh Tuhan"
hari berlalu berganti jadi bulan, bulan pun berlalu berganti menjadi tahun. ternyata perasaanku kepadanya masihlah sama, aku masih mencintainya dan menyayanginya. walau kami sudah lama tak berjumpa, tapi hatiku masih selalu jatuh cinta kepadanya. ah, bodohnya aku, sudah diperdaya oleh butanya cinta.
"nduk..." suaranya mengagetkan aku...
tak disangka ternyata dia masih ada di hadapku. oh, ternyata dari tadi dia memperhatikanku.
"ya, sudah, saya pamit pulang dulu ya, jangan lupa, kau harus datang yaa" senyum manisnya masih sama seperti dulu, tak berubah
"insyaallah, aku akan datang" jawabku kemudian
dia berlalu di depanku, dengan Bison kesayangannya, dia pergi secepat angin.
perasaan macam mana ini, perasaan tidak ikhlas, tak rela, bila dia bersanding dengan wanita lain. ooh, Tuhan, ampunilah aku.
(*****sambil memandang kepergiannya,,,,kudendangkan sebuah lagu untuknya)
dulu aku kau puja
dulu aku kau sayang
dulu aku sang juara
yang selalu engkau cinta
kini roda telah berputar
kini aku kau hina
kini aku kau buang
jauh dari hidupmu
kini aku sengsara
roda memang telah berputar
mana janji manismu
mencintaiku sampai mati
kini engkau pun pergi
saat ku terpuruk sendiri
akulah sang mantan
akulah sang mantan
sakit teriris sepi
ketika cinta telah pergi
akulah sang mantan
akulah sang mantan
mana janji manismu
setia sampai aku mati
kini engkau pun pergi
saat ku jatuh dan sendiri
mana janji manismu
mencintaiku sampai mati
kini engkau pun pergi
saat ku terpuruk sendiri
akulah sang mantan
akulah sang mantan
akulah sang mantan
akulah sang mantan
mana janji-janjimu.....
Sang Mantan-Nidji
***cerita terinspirasi dari sebuah mimpi***
(*****sambil memandang kepergiannya,,,,kudendangkan sebuah lagu untuknya)
dulu aku kau puja
dulu aku kau sayang
dulu aku sang juara
yang selalu engkau cinta
kini roda telah berputar
kini aku kau hina
kini aku kau buang
jauh dari hidupmu
kini aku sengsara
roda memang telah berputar
mana janji manismu
mencintaiku sampai mati
kini engkau pun pergi
saat ku terpuruk sendiri
akulah sang mantan
akulah sang mantan
sakit teriris sepi
ketika cinta telah pergi
akulah sang mantan
akulah sang mantan
mana janji manismu
setia sampai aku mati
kini engkau pun pergi
saat ku jatuh dan sendiri
mana janji manismu
mencintaiku sampai mati
kini engkau pun pergi
saat ku terpuruk sendiri
akulah sang mantan
akulah sang mantan
akulah sang mantan
akulah sang mantan
mana janji-janjimu.....
Sang Mantan-Nidji
***cerita terinspirasi dari sebuah mimpi***
0 komentar:
Posting Komentar