ekspresiku

kutakut kaki ini melangkah ke tempat yang salah...

kutakut mulut ini berucap janji yang tak sanggup kutepati...

kutakut raga ini mengharapkan sesuatu yang tak pasti...

kutakut diri ini tak sanggup menjadi yang Engkau harapkan

kutakut ini, kutakut itu...karenaMu TUHAN

tapi dalam ketakutanku aku tetap melangkah di jalanmu

kukan berhati-hati dengan setiap ucapanku

kukan jaga perasaanku...

kukan selalu mengingatMu...

Kubuka kembali memori di otakku...masih tersimpan di ingatanku. Beberapa minggu lalu, sesosok bayangan yang biasa menemaniku menghilang. Dia pergi, meninggalkan berjuta kenangan di hatiku. Meninggalkan janji yang belum dia tepati. Selama ini, dia selalu ada di sampingku, menemaniku hari-hariku. Selalu memberikan dukungan untukku, dialah penjagaku, no 2 setelah Allah tentunya. Dialah sesosok bayangan yang memberi warna dalam setiap langkahku. Dialah inspirasiku, dia memberi arti tersendiri dalam hidupku. Dia memang bayangan, yang datang dan pergi begitu cepat, hingga kutak sanggup tuk mendatangkan bayangan itu kembali ke dalam hidupku. Kutak mampu, karena dia begitu jauh, tak sanggup tangan ini meraihnya. Kuikhlaskan kepergiannya...tak mudah memang. Tapi untuk dia...untuk sesosok yang sangat berarti, aku rela. Mungkin, kubukanlah sesosok yang tepat tuk jadi pendamping hidupnya. Kuingin yang terbaik untuknya, meski tak denganku. Bukankah kalau kita mencintai seseorang, kita juga harus berani dan rela tuk melepas kepergiannya? Kuyakin kumampu tuk melepasnya. Kebahagiaannya adalah bagian dari kebahagiaanku juga. Selamat tinggal bayanganku...selamat tinggal masa lalu...kan selalu kukenang di dalam memori ingatanku. Dia tetap menjadi bayangan yang terbaik yang pernah mengisi kekosongan hatiku.

kemarin...
masa yang tak mungkin kulalui lagi
masa itu sekarang terasa sangat jauh...
jauh dari jangkauanku...
ingin kusentuh, ingin kugapai, tapi aku tak sanggup...

kemarin...
telah pergi...dan takkan pernah kembali

kemarin...
akan tetap kukenang...
akan selalu di hati...
selamanya